Tuesday, March 20, 2012

OBSESI dan PHOBIA 3: TAKUT TUMBUHAN dan BUNGA


Masih ingat dengan baik masa kecil Rayhan. Dia tidak pernah menolak makanan. Kami bisa dengan mudah menyediakan berbagai menu harian, yang berbeda-beda. Bahkan, ketika usia 15 bulan Rayhan harus diet susu sapi, telur ayam, daging ayam, dan ikan laut sehingga lauk yang disantapnya daging sapi, tahu, tempe, dan ikan tawar. Rayhan alergi terhadap makanan tersebut, yang muncul dalam bentuk ruam-ruam merah di kulit bagian punggung. Kami tidak mengalami banyak masalah dalam menyediakan menu untuknya. Semua menu disantapnya. Sayur sop, sayur asem, sayur lodeh, urap, botok, tumis, sayur rebus, nasi goreng daun singkong, omelet telur kacang panjang, sayur nangka, nasi pelangi... dan banyak yang lainnya. Tidak ada hal yang spesifik yang menunjukkan dia menolak atau tidak suka dengan tumbuhan. Yang saya ingat hanya satu hal, Rayhan selalu memungut dan membuang setiap daun kering yang tanpa sengaja tertiup angin dan masuk ke dalam rumah kami. dengan dua jari (telunjuk dan jempol), dia memungut dan membaawanya ke luar atau membuang ke tempat sampah. Waktu itu, kami berfikir, Rayhan suka kebersihan. Itu saja.

Kami terlewatkan untuk mencatat awal mula kejadiannya. Tiba-tiba, selera menu Rayhan berubah. sama sekali tidak mau ada sayur di dalam makanannya. Disembunyikan dalam bentuk bagaimanapun, dia akan mengetahuinya dengan indera penciuman dan perasanya (lidah). Makanannya hanya dalam bentuk lauk dan nasi saja. Kalaupun mau makan kuah sayur, harus berwarna bening, tanpa sedikitpun hijauan, meskipun hanya seledri iris.

Kami sampai kerepotan, karena berdampak pada siklus BABnya. Akhirnya kami menyediakan buah-buahan lebih banyak dari biasanya. Itupun, dia juga menjadi sangat pemilih. Rayhan hanya mau makan buah jeruk, mangga, lengkeng, rambutan, pisang, pir dan apel. Padahal, buah pir, apel, jeruk, dan pisang, hanya boleh dikonsumsi dalam jumlah terbatas. Buah nanas adalh buah yang terbaik untuk penyandang autis, dia menolaknya sama sekali.

Tiba-tiba juga, dia menolak semua jus dan sari buah yang kami sediakan setiap hari. Mencoba mengajaknya ke rumah makan, dia memilih es teh, atau es jeruk, dibanding jus buah. Kami bertambah kaget, ketika suatu waktu, di tempat terapinya, Rayhan mendapat tugas menyerahkan karangan bunga kepada pembicara seminar. Saat berlatih, Rayhan histeris dengan bunga yang diberikan kepadanya. Bunga plastik, ataupun buna hidup dicobakan, tetap saja Rayhan histeris. Padahal, di rumah kami banyak tanaman, dan Rayhan baik-baik saja melewati tanaman-tanaman itu. Mainan jatuh di rumput pun, tidak masalah baginya untuk mengambil sendiri, danmenginjak rumput tanpa alas kaki. Tapi, sangat antipati untuk memegang langsung tumbuhan atau bunganya. Baik tumbuhan buatan, ataupun tumbuhan alami.

Sampai saat ini, kami masih belum tahu apa penyebabnya, dan bagaimana solusinya. Kami berusaha melatih dari sedikit demi sedikit. Diawali dengan memegang tumbuhan. Rayhan suka sekali dengan hewan ternak. Saya sering mengajakna ke kandang, berjam-jam dia disana, dan melatihnya mengambil sedikit rumput untuk diberikan pada ternak. Begitu seterusnya. Akhirnya berhasil. Rayhan mulai mau memegang kembali tumbuhan, meskipun baru di dalam kandang. Selanjutnya, saya sering mengajaknya ke taman kota di alun-alun kota Batu. Di sana, saya menunjukkan banyak sekali tumbuhan dan bunga, dengan meminta Rayhan menyebutkan warna, atau saya menyebutkan warna dan Rayhan menunjukkan bunga atau daunnya. Usaha ini cukup berhasil, namun masih sangat sedikit. Rayhan bersedia menyentuh  daun, bunga, atau sayur-sayuran, tapi Rayhan masih enggan dan takut menyentuh bunga buatan di vas meja, masih belum mau makan dengan sedikitpun warna hijau, dan tetap memilih buah yang dimakannya, tetap menolak sari buah atau jus, apapun rasanya.

Ada satu hal penting lagi, kami berdoa kepada Allah, untuk membantu mengatasi rasa takutnya terhadap tumbuhan.. bahkan untuk hal yang sepele ini, kami meminta kebesaranNya untuk menolong kami, kepadaNyalah kami mohon pertolongan. Rayhan benar-benar menjadi sumber ilmu kami yang luar biasa. Allah maha besar telah menciptakannya untuk kami, dan orang di sekelilingnya, menimba ilmu, dan mengagungkanNya.

No comments:

Post a Comment