Friday, January 6, 2012

Cerita Papa, Rayhan, dan Sepakbola


Kedekatan mereka sejak kecil tak jarang membuat saya sebagai ibu merasa iri. Mereka kadang layaknya dua orang fanatik yang bila saling bertemu histeria dan berlari memeluk. Kesukaannya pun juga sama, bermain sepakbola, melihat sepakbola secara langsung, berenang, makan ayam goreng, dan nasi goreng.

Pernah suatu hari sepulang berpetualang, kami melewati sebuah lapangan bola, yang kebetulan sedang ada pertandingan bola. Mereka berdua berhenti, dan menikmati tontonan sepakbola selama hampir dua jam. Sedangkan saya beberapa saat menyibukkan diri mengusir kebosanan. Di waktu yang lain, bermain sepakbola di halaman samping selama berjam-jam . Histeria berteriak senang, dan berlari  menggiring bola selama hampir satu jam.

Adik Rayi, Rayhan, dan adik Raka
Kostum di rumah adalah kostum bola. Saya pernah menyamakan mereka berdua dengan karakter "ucup" di sebuah serial televisi. Ucup selalu memakai kostum bola setiap hari, setiap saat. Begitu pula Rayhan. Koleksi kostum bola cuci kering pakai, bahkan pernah menunggu kostum yang belum kering, memegangnya beberapa kali berharap sudah kering dan akan segera dipakai. Sesekali, rayhan pun menjadi tata busana di rumah. Adik kembar juga harus memakai baju bola yang dipilihkan olehnya. Ada beberapa kostum favorit baginya, AIG MU milik Berbatov 9, Italia milik Toni 9, Timnas abu-abu milik Gonzales 9. Baju bola untuk adiknya pun dipilihnya Arema 9, Kuyt 9. Angka sembilan sepertinya menjadi angka kesukaannya. Bahkan, dia menggambar seekor kupu-kupu, yang diberi nomor dada 9, dan dituliskan nama di bawah angka tersebut "toni" -pemain sepakbola kesebelasan Italia-

Menariknya, Rayhan sama sekali tidak mau melihat siaran pertandingan sepakbola yang tayang di televisi. Tapi penolakan itu tidak berlaku untuk berita sepakbola. Entah apa penyebabnya, setiap ada siaran sepakbola di televisi, dia selalu ketakutan, menutup telinga dengan kedua tangan, dan terburu-buru mengganti saluran televisi. Kami masih penasaran dengan hal itu. Beberapa kali berusaha menanyakan langsung, tapi belum ada jawaban yang pasti. Jawabnya hanya "iya" untuk pertanyaan "takut?" dan berteriak histeris takut saat ada tayangan "replay". Pernah juga kami mencoba menyalakan siaran sepakbola dengan volume televisi "mute". Ternyata Rayhan tetap menolak, dan langsung mengganti saluran lagi, disertai teriakan.

ssstt..  melihat saya memasang fotonya saat bermain sepakbola, Rayhan langsung memakai sepatu bola, mengambil bola "zakumi', menggiring dan menendangnya ke arah pintu, lalu berteriak..... GOOOOOOLLLLL... !!!!!







No comments:

Post a Comment