Monday, January 9, 2012

OBSESI dan PHOBIA bagian 3 #BERENANG

Usia 3,5 tahun.. Rayhan mulai mengikuti kegiatan berenang sebulan sekali. Kami memang belum pernah mengajaknya berenang sebelumnya. Alhasil, selama beberapa waktu Rayhan pulang dengan kondisi kering tanpa basah seujung jaripun.

Menolak dan menjerit... selalu demikian setiap kali berada di tepi kolam renang. Akhirnya saya dan suami memutuskan untuk kegiatan berenang, kami perlu terus melatih dan mengajak Rayhan beradaptasi.

Pada tahap awal, kami memperkenalkan pelampung. Di rumah, tanpa kegiatan apapun kami sering meminta Rayhan memakai pelampung, dengan bantuan film Dora the Explorer yang juga selalu memakai rompi pelampung ketika berada di air. Tahap berikutnya kami mengajak Rayhan ke kolam renang, dan kami berhasil membujuknya utnuk bersedia duduk bersama kami di tepi kolam, dengan kaki masuk ke dalam air. Kami selalu merekam kegiatan Rayhan dengan foto atau video, dan memutar rekamannya di rumah. Hal ini membantu Rayhan memahami kegiatan yang dilakukan. Setiap melihat rekaman video atau fotonya di kolam renang, dia luar biasa senang dan bangga dengan apa yang berhasil dilakukkannya. Dia bangga meskipun hanya berani duduk di tepi kolam renang.  Saat itu kami semakin menyadari bahwa kemajuan sekecil apapun sangat berarti untuk Rayhan, dan membuat kami merasa begitu bersyukur kepada Allah yang Maha Kuasa terhadap segala kemungkinan. Selama hampir lima bulan, Rayhan hanya mau duduk di tepi kolam, setidaknya kami tidak perlu lagi bersusah payah membujuknya.

pertama kali masuk kolam
Suatu hari, kami mengajak Rayhan berkunjung di rumah Eyang di Madiun. Rayhan diajak ke kolam renang bersama-sama dengan keponakan -sepupu Rayhan- yang usianya sebaya. Seperti sebelumnya, Rayhan hanya duduk di tepi kolam, sementara anak yang lain menikmati bermain seluncuran dan air mancur. Hanya bagian kaki yang masuk ke dalam kolam, berayun-ayun memainkan riak air. Sesekali dia tertawa lepas melihat sepupu-sepupu meloncur kegirangan. Tapi dia hanya benar-benar melihat saja.Sampai tiba-tiba dia mengambil pelampung berbentuk donat yang dipakai sepupunya, memasukkan ke kepala, lalu mulai pelan-pelan berani turun ke dalam air. Luar biasa. Saat mengetik ulang cerita ini pun, saya masih merasa takjub. Ternyata Rayhan merasa termotivasi melihat sepupu masuk air, dan dia jauh merasa lebih nyaman dengan pelampung donat, daripada pelampung berbentuk rompi.

Sate bakso ayam





Masih dalam liburan yang sama, kami pun mengajak semua sepupu Rayhan untuk berpetualang. MANDI di SUNGAI. Kebetulan rumah kami berada di kaki gunung Wilis. Tidak terlalu sulit mencari sungai yang masih terkondisi cukup baik. Dengan bekal bakso ayam, nasi, dan minuman, kami berjalan menyusuri pematang dan menuju sungai yang tidak terlalu deras arusnya. Rayhan menikmati saat-saat masuk air yang kedua kalinya, kali ini tanpa pelampung. Bermain lomba mengambil batu dari dalam dasar sungai. Lalu membuat bendungan dengan batu, petualangan diakhiri dengan makan sate bakso bakar yang benar-benar dibakar di atas batu di pinggir sungai.


Seterusnya, berenang menjadi hal yang sangat menyenangkan untuk Rayhan. Meskipun masih sebatas bermain atau mandi saja. Rayhan belum mau dilatih untuk serius mengambang atau menghentakkan kaki. Kalaupun mau, dia hanya mau di kolam untuk dewasa, yang tentu saja, kami belum mengijinkan tanpa ada pendampingan papa. Salut untuk usaha Rayhan yang sudah berusaha keras mengubah pobhia terhadap kolam renang dan air, menjadi sebuah obsesi yang positif. Keberhasilan tahap ini sepenuhnya milik Rayhan, bukan milik kami, karena Rayhan yang telah berusaha keras.

--bersambung OBSESI dan PHOBIA bagian 4 #TUMBUHAN dan HEWAN --


No comments:

Post a Comment