Saturday, January 7, 2012

OBSESI dan PHOBIA bagian 1

Rayhan yang unik. Tidak ada duanya.
Dia memiliki banyak sumber ilmu untuk kami. Selama lima tahun ada dua hal  berbeda dalam hidupnya. 

SENANG dan TAKUT.
MENARIK dan TIDAK MENARIK.
BERLEBIHAN dan KEKURANGAN.

Hal yang bersifat diantara keduanya (tengah-tengah, atau "agak") hampir tidak dikenalnya. Dia hanya mengenal dua jawaban, "YA" dan "TIDAK". Tidak ada jawaban "MUNGKIN". Penyandang autis umumnya tidak mengenal daerah "abu-abu"

Ada beberapa benda yang menjadi obsesinya. Mulai dari tingkat ringan sampai tingkat berlebihan. Buku, majalah, koran, mainan, lego, boneka hewan, ikan, ayam, sapi, jalan-jalan.. Beberapa benda yang menjadi obsesi ringan sampai sedang. Obsesi berat, seperti kartu kredit/ATM, bank, handphone, dan kamera. Perilaku obsesif ini meliputi ingin melihat, memegang, dan memainkan, tanpa pernah merusaknya dengan sengaja. Uniknya lagi, obsesinya hanya muncul dalam ruang lingkup pribadi, apabila ada tamu, atau kita ajak bertamu di rumah seseorang. Dan tidak muncul jika berada di tempat umum misalnya minimarket, bank, pasar, tempat wisata. Di tempat umum, dia hanya melirik, atau melihat saja orang lain membawa barang-barang yang menjadi obsesinya.

Sebagai gambaran, jika ada pertanyaan "Apa sih yang dilakukan Rayhan bila ada seorang bertamu ke rumah, atau kita ajak bertamu, atau bertemu orang lain di rumah teman?"

Jawabnya adalah "Dia akan menyambut TAS, DOMPET, HP anda, dan akan merebut, membukanya, mencari tahu apa isinya. Jika ia menemukan ATM/kartu kredit, dia akan memegangnya, tersenyum, membaca tulisan di atas kartu tersebut. Jika ia menemukan HP, hal yang sama akan ia lakukan, bahkan dia akan segera menemukan tombol pembuka kunci HP. Jika ia menemukan kamera, dengan senang dia akan memegang, melihat dengan detil mencari tombol ON/OFF, membaca merek, dan mulai mencari objek untuk dijepret.

Begitu terobsesinya, sampai-sampai dia memfoto beberapa objek ATM, atau menggambar kartu ATM berulang-ulang dengan logo bank yang berbeda, atau minta difoto di depan mesin ATM.

Sebenarnya tidak ada yang  perlu dikhawatirkan berlebihan dengan obsesi tersebut. Karena kami pun meyakini bahwa dengan arahan yang benar, OBSESInya bisa berubah menjadi POTENSI. Apalagi apabila kami berhasil mengganti posisi barang OBSESI berat terhadap barang-barang OBSESI sedang. Obsesi kartu ATM menjadi obsesi membaca buku, obsesi HP menjadi obsesi terhadap komputer. Karena barang-barang yang menjadi obsesi berat merupakan barang-barang yang sifatnya PRIBADI, dan sangat tidak etis apabila Rayhan dengan tiba-tiba berusaha mengambil benda tersebut, meskipun apabila akan pulang dia dengan sukarela (tapi raut mukanya tampak berat dan hampir menangis)  mengembalikan kepada yang punya.

Jadi, saat ini kami terus meningkatkan kesenangannya untuk menyalurkan obsesi terhadap BUKU, MAJALAH, KORAN, KOMPUTER, FOTOGRAFI, LEGO, memelihara IKAN atau AYAM.

Pernah juga dulu ada yang menanyakan latar belakang obsesi berlebihan terhadap kartu ATM, HP, dan KAMERA. Semua berawal dari saat mulai bayi, saya terbiasa mengajaknya kemanapun, termasuk ke mesin ATM. Di rumah, saya terbiasa mengabadikan aktifitasnya ke dalam foto atau video melalui HP, lalu memperlihatkan hasil rekaman atau foto kepada Rayhan. Atau sekedar memperdengarkan lagu-lagu berirama senang untuk anak-anak. Tanpa saya sadari, hal itu menjadi hal  paling menarik yang terekam alam otak seorang anak penyandang autis. Padahal mungkin akan biasa saja untuk anak bukan penyandang autis. Bisa jadi pula tidak menarik sama sekali bagi penyandang autis yang lain. Saya pernah membaca tentang obsesi penyandang autis terhadap SEDOTAN, MESIN CUCI, bahkan ada yang sangat terobsesi dengan semua benda yang berwarna PUTIH. Tapi sedotan, mesin cuci, atau benda warna putih ternyata  sama sekali tidak menarik bagi Rayhan.

Jangan kaget, apabila Anda bertamu ke rumah, atau kami bertemu Anda di rumah seseorang, Rayhan akan segera menyambut kedatangan Anda dengan membongkar isi tas, atau merazia saku celana Anda. Katakan "tidak" pada Rayhan untuk barang-barang pribadi, dan katakan "tolong pinjam dulu" untuk barang yang diperbolehkan dipinjam Rayhan. Mungkin Rayhan akan menangis, dan merajuk, tapi di kesempatan yang lain apabila bertemu Anda, maka barang-baranga Anda akan AMAN dari Rayhan. Paling-paling dia hanya akan melihat, dan menampakkan wajah sedih karena harus menahan keinginannya.

Konsisten dengan kata "tidak" terhadap obsesi kartu ATM, HP sudah berhasil di sekolahnya. tetapi, masih belum berhasil untuk tamu di dalam rumah kami sendiri.

---bersambung OBSESI dan PHOBIA bagian 2--
















6 comments:

  1. lain kali bawa oleh-oleh yang banyak

    ReplyDelete
  2. Anak ku penyandang autis terobsesi dengan sedotan..... susah sekali ngiilangin perilakunya yg itu

    ReplyDelete
    Replies
    1. sabar pak Amin.. saya sampai saat ini pun masih berjuang tentang obsesi Rayhan... Kita harus yakin dengan usaha anak-anak kita.. :)

      Delete
  3. Maaf teman-teman baru balas... silahkan add facebook saya, saya sering bercerita tentang Rayhan di facebook an Nihan Werdi Sesulih, atau mention twitter @NingNihan

    ReplyDelete