Wednesday, June 18, 2014

Desain Rumah dan Ruang Minimalis untuk Anak Kebutuhan Khusus

Rumah kami minimalis. Isi rumah pun juga minimalis. Bukan tanpa maksud, tapi memang kami bertujuan anak-anak bisa bermain lebih bebas, tanpa banyak terhalang oleh perabot dan pernik-pernik. Lemari, Kasur, tempat tidur, meja, rak... semua ditata dengan posisi minggir semua mepet tembok, sehingga ada ruang luas di tengah. Susunan rak pun, kami tata sehingga meminimalkan anak-anak untuk bisa memanjatnya. Lemari selalu terkunci, juga pintu ke arah dapur. Semua barang berbahaya dan butuh pengawasan seperti gunting, steples, pisau, lem, kosmetik, parfum, lotion dan banyak lagi... ditempatkan di laci berkunci. Di kamar mandi, hanya sabun batang yang bisa dijangkau anak-anak. Benda lainnya seperti cairan pembersih, sampo, sabun cair diletakkan di rak bagian atas. Desain teralis dan pagar juga kami buat memanjang sehingga anak-anak tidak bisa memanjatnya sampai atas. Colokan listrik semua berada di jangkauan orang dewasa, juga tidak banyak kabel berseliweran di dalam rumah.
Bagi Rayhan, tidak lagi ada halangan sebenarnya. Dia sudah tahu mana benda yang berbahaya dan mana yang bukan. Dia sudah bisa membuka kunci dan mengunci pintu sendiri, ke dapur, menancapkan charger, menyalakan lampu dan lain-lain. Satu benda yang tidak pernah dia gunakan sendiri, kompor gas. Rayhan kebetulan bukan tipe anak penyandang autis yang gemar memanjat, tapi gemar bereksplorasi. Rasa ingin tahu dan mencoba. Jadi selama ini, dia aman dari benda tinggi. Tetapi, kadang jalannya masih belum fokus bila sedang panik atau marah, sehingga sering menabrak kaki meja, daun pintu, atau mainan yang ada di lantai. Makanya kami mengkondisikan sedikit mungkin perabot di dalam rumah. Bahkan kami tidak punya kursi. Anda harus duduk di karpet jika bertamu ke rumah. Meja belajarpun dalam bentuk meja lipat yang hanya digunakan saat belajar saja, selebihnya dilipat di kolong tempat tidur.
Bagi Raka... widiiiyyyy... Raka hobi sekali panjat tebing. Semua benda dipanjat. Teralis jendela, lemari, rak, meja, kursi, akuarium, bak mandi, kloset... Meski sudah sedikit perabot kami, tetap harus mengawasinya jika sedang melek. Kalau sedang butuh ME TIME seperti nonton berita, ngetik, internet dan lain-lain, yang saya lakukan adalah mempersempit ruang geraknya. Pintu dapur kunci, pintu depan tuutp, pintu kamar kunci, pintu kamar mandi tutup. Maka, kami berada di ruang tamu saja selama beberapa puluh menit. Minum tersedia sehingga tidak perlu ke dapur untuk ambil minum. Kondisi anak-anak harus sudah makan saat saya akan beraktifitas. Mereka bisa main apa saja... buku, lego.. boneka ataupun ngemil makanan kecil. Tidak terlalu lama... paling lama sejam, karena mereka akan bosan. Jika Raka sudah mulai memanjat.. saya hanya perlu memanggilanya.. Raka hayooo turun... !! Saya bisa melakukannya bahkan dengan mata tetap ke arah monitor dan jari tetap mengetik.
Meletakkan benda seperti rak yang tidak terlalu tinggi... bisa ditata supaya tidak menyerupai anak tangga. dari pendek ke yang tinggi... Melainkan ditata dengan benda yang pendek di tengah, supaya anak tidak dengan mudah memanjatnya.  Hindarkan menempatkan lemari atau rak di dekat jendela, dengan tujuan yang sama. Alat-alat bermain yang tersedia dan mudah dijangkau hanya lego, balok kayu dan buku bacaan saja. Bola, mobil besar, dan sepeda saya letakkan di halaman. Ruangan kami hanya rapi saat pagi hari jam 8, dan sore hari jam 4, selebihnya boleh digunakan untuk bermain bebas.
Halaman luar usahakan ada ruang yang cukup untuk anak bermain. Usahakan ada permukaan tanah yang ditanami rumput atau diletakkan batu kerikil di atasnya. Anda bisa juga mendesain ada area bermain pasir yang bisa ditutup jika tidak digunakan. Ada juga area air, kolam ikan kecil misalnya. Di bagian halaman sebaiknya ada kran tempat cuci tangan dan kaki. 
Bagian dapur, sama seperti yang lainnya. Letakkan pisau di tempat yang agak sulit dijangkau, juga benda lain yang berbahaya. Sementara dispenser air minum bisa diletakkan di tempat terjangkau supaya anak-anak saya bisa mengambil minum sendiri. Saya menyimpan cangkir kaca dan hanya mengeluarkan beberapa saja di rak piring. 
Banyak hal mengenai ruangan dan penataan perabot ini, saya justru banyak belajar dari anak-anak. Mana yang bisa untuk mereka belajar, mana yang membahayakan, dan bagaimayhan seusia Raka dulu tidak begitu repot dengan penataan benda, tapi berbeda dengan Raka yang hobi memanjat. Rayhan dan Raka menyukai buku, sehingga dulu saya harus menyediakan buku yang berganti-ganti setiap bulan supaya dia tidak bosan. Rayhan  dan Rayi menyukai konstruksi dengan lego.
Papan tulis kami luas seluas rumah dan halaman. Sebenarnya saya kurang menyukai tembok yang kotor dan penuh coretan. Tapi memancing Raka untuk mulai menggambar lingkaran, garis tegak dan bergelombang... menggambar kepala dan mata... ternyata lebih suka di tembok. Meskipun saya menyodorkan kertas lalu, dia akan menyingkirkannya. Ah, dulu juga ada masa-masa Rayhan suka menggambar kereta api di tembok, dengan alasan di kertas kurang panjang karena gerbong keretanya bisa lebih dari sepuluh. Kalau Rayhan menggambar bandara, pesawatnya terlalu kecil, dan tidak cukup untuk parkir. Gedung bertingkat, hotel, dan mobil berseliweran lebih cantik jika digambar di tembok. Tapi masa itu berlalu dan sekarang Rayhan tidak lagi mencoret dinding. Saya yakin Raka jua akan begitu. Bukan karena tembok kami sudah penuh setinggi jangkauan tangannya, (kecuali tembok di dalam kamar mandi), tapi karena Raka tak lagi tertarik dengan ruang gambar di tembok, tapi di kertas.
Sepreai kasur di kamar hampir tak pernah bisa semenitpun rapi. Kain lebar begitu  menyenangkan untuk bermain, rumah-rumahan, sembunyi, jadi tikus, jadi barongsai... jadinya, kasur kami tak beralas atau hanya dipasang jika akan tidur, itupun kalau tidak terburu ngantuk...
Bagi saya, sangat penting mengajarkan kebiasaan pada anak-anak tentang fungsi ruang dan benda. Bukan hanya mengenal, tapi kebiasaan itu akan dengan sendiriya membentuk kemandiriannya. Tahu dimana ambil baju, ambil sepatu, tahu tempat baju kotor, tempat sampah, sendok, tahu juga dimana piring kotor harus diletakkan. Saat anak-anak harus melakukan sesuatu di rumah, dia tahu benda apa yang akan digunakan, dimana letaknya, dimana detil posisinya, apa warnanya, seperti apa bentuknya. Dengan desain ruang dan perabot, rumah akan menjadi sekolah dan kamus besar baginya belajar banyak kosakata, warna, membangun ide, dan kemandirian.

No comments:

Post a Comment