Saturday, June 28, 2014

Kenapa saya ngotot supaya Rayhan bisa naik sepeda?

Mungkin yang saya lakukan tidak benar. Tapi saya sungguh tidak memaksanya. Hanya menghimbau, dan mengajaknya saja, memotivasi supaya Rayhan BISA naik sepeda. Tanpa peduli dia suka naik sepeda, yang penting Rayhan tidak terpaksa melakukannya.
Sepeda merah ukuran kecil ini sudah dimilikinya sejak usia tiga tahun. Roda dua dengan dua roda kecil tambahan di bagian belakangnya. Sebelumnya, Rayhan memiliki sepeda roda tiga. Tentu lebih mudah baginya naik sepeda yang sudah seimbang dan tidak perlu repot menyeimbangkan diri. Hanya perlu kayuhan kaki dan liukan tangan menyetir kanan-kiri. Ternyata, tidak selalu begitu. Otot-otot kaki Rayhan tidak sekuat yang saya kira. Dia lebih suka naik sepeda dengan mengayuh pelan dan ogah-ogahan. Sampai saya harus memancingnya dengan berdiri di jarak tertentu, sambil membentangkan pita garis finish, dan membawa piala.
Satu... dua... tiga... goooo... !! kayuh.. kayuh... kayuh.. (rasanya seperti menunggu siput berjalan pelan)... di garis finish pun saya harus menyorakinya sebagai juara dan menyerahkan piala kejuaraan.
Ah.. raut muka Rayhan biasa saja. Tidak terlalu excited.. Nggak lebay... dengan keberhasilannya mencapai garis finish.
Semakin hari.. kayuhannya juga masih begitu saja.. nggak greget (memang bukan tukang becak mama... !!). Sampai saya semakin merasa, begitu banyak hal yang bisa dipelajari dari sebuah sepeda roda dua. KESEIMBANGAN, KEKUATAN, dan KONSENTRASI. Maka... saya bertekad, Rayhan harus bisa naik sepeda roda dua, bukan roda tiga atau roda empat.
Dibantu seorang terapis yang biasa datang ke rumah untuk Rayhan. Maka, saya bicarakan bahwa sebulan ini, tidak ada kelas dalam ruangan bagi Rayhan. Bulan ini, Rayhan full belajar di luar kelas, yaitu naik sepeda.

Latihan hari I.
Rayhan mengayuh dengan ogah-ogahan, meskipun dia suka karena diajak ke lapangan masjid untuk belajar sepeda. Bu guru masih memegangi sadel belakang supaya seimbang. Apa yang terjadi? Rayhan seribg menoleh ke belakang, kadang di sela kayuhannya tiba-tiba berhenti dan menggaruk beralasan gatal di kaki, di punggung.. di tangan.. gatal semua... 

Latihan hari II.
Bagian menggaruk dan menoleh kanan kiri belakang masih berlanjut. Tapi Rayhan mulai bisa menguasai kayuhan kakinya. Apa lagi yang terjadi? Dia suka ketawa ketawa dan ketawa.. yang membuatnya oleng kanan kiri.

Latihan hari IV
Kami berfikir keras supaya Rayhan bisa mengayuh lebih cepat, karena dengan begitu keseimbangan sepeda lebih bertahan lama. DIDORONG sedikit saat mengayuh. Apa yang terjadi? Saat di dorong, sontak Rayhan langsung berhenti dengan menurunkan kakinya.

Latihan hari V
Latihan berikutnya kami terpaksa menggunakan jurus rahasia. Hadiah beli minuman dengan syarat Rayhan bisa mengayuh sampai lima hitungan. Pada awalnya masih dipegangi, lalu sepedanya agak didorong dan Rayhan harus mempertahankan laju sepeda dengan mengayuh sampai lima hitungan. Kami meminta Rayhan menghitung setiap kayuhan kakinya.. AHA... Berhasil... !! Kami bersorak gembira... tapi tetap saja Rayhan biasa saja, bersikap cool dan senang secukupnya saja.
Latihan berikutnya, kami menambah jumlah hitungan kayuhan kaki Rayhan, jadi sepuluh hitungan, lima belas, dua puluh dan sampai tigapuluh. BERHASIL. Meskipun di awal naik, kami masih harus memegangi dna mendorongnya sedikit. Berikutnya kami masih harus melatihnya mengendalikan setir, dan memulai kayuhan awal bersepeda.


1 comment:

  1. The best slots games casino site for live casino players in India
    Live casinos are one of the leading providers of slots games. Play casino games for real money on your mobile or desktop. luckyclub Our games include online slots, table games,

    ReplyDelete